Daging merah adalah salah satu makanan yang banyak digemari oleh berbagai kalangan. Selain mudah diolah menjadi berbagai makanan yang lezat, daging juga merupakan sumber protein hewani yang baik. Namun manfaat daging akan sia-sia jika cara mengolahnya tidak benar. Karenanya, penting untuk mengetahui cara mengolah daging yang benar agar manfaatnya dapat dirasakan oleh tubuh.
Cara sehat mengolah daging
Daging memiliki rasa dan aroma yang khas. Sebagian orang gemar menyantap daging merah yang setengah matang karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang gurih. Namun mengolah daging yang tidak matang sempurna dapat menyebabkan infeksi bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. coli yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Sementara itu memanaskan daging dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan pembentukan senyawa karsinogen yang berbahaya. Karena itu penting untuk mengolah daging dengan benar agar nutrisinya tidak hilang. Dilansir dari laman Healthline, berikut ini beberapa cara mengolah daging yang sehat:
1. Dipanggang
Cara mengolah daging dengan dipanggang adalah salah satu cara mengolah daging dengan dry heat. Cara memanggang dapat dilakukan dengan oven rotisserie, yaitu alat yang memungkinkan daging dipanggang dengan suhu tinggi dan diputar lambat agar matang merata. Teknik ini bisa dilakukan dengan daging yang berpotongan besar dan utuh seperti memanggang satu ekor ayam, bebek, kambing atau domba.
2. Dibakar
Perbedaan antara dipanggang dengan dibakar adalah ketika dibakar, Anda menempatkan sumber panas langsung bersuhu tinggi di bawah makanan Anda seperti pangganan terbuka. Sedangkan memanggang, sumber panas dapat diletakkan dari atas atau sekeliling daging yang akan dipanggang.
Sayangnya membakar daging jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dapat memicu pembentukan karsinogen yang memicu kanker. Untuk amannya, batasi durasi membakar daging agar tidak terlalu lama berada di atas pembakaran. Membakar daging terlalu lama dapat memicu pembentukan senyawa beracun polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang dapat meresap ke dalam daging dan memicu kanker.
Selain itu, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, jika membakar daging maka sebaiknya gunakan rak untuk memanggang agar lemak mengalir ke bawah dan tidak menempel di makanan.
3. Direbus
Dibanding memanggang dan membakar daging merah, merebus merupakan salah satu cara memasak daging yang lebih sehat. Namun cara ini cocok untuk membuat daging menjadi lebih lembut. Merebus daging dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hilangnya vitamin B. Untuk mengatasinya, Anda bisa menggunakan rebusan air daging agar tidak kehilangan vitamin B tersebut. Namun Anda disarankan untuk membuang rebusan pertama daging yang masih banyak mengandung lemak. Meskipun lebih gurih, namun kandungan lemak pada kuah daging lebih banyak sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol.
4. Slow cooking
Cara memasak dengan slow cooker ini dapat meminimalisir pembentukan senyawa berbahaya. Memasak dengan slow cooker membutuhkan waktu lama yaitu sekitar 6 hingga 8 jam, hal ini bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan cara memasak daging dengan slow cooker. Anda hanya perlu memasukkan semua bahan, bumbu, lalu menyalakan slow cooker dan membiarkannya matang. Ini adalah solusi praktis bagi Anda yang tak punya waktu untuk memasak, namun bagi Anda yang membutuhkan masakan matang dalam waktu cepat, memasak dengan teknik ini tentu bukan pilihan terbaik.
5. Dipresto (pressure cooking)
Memasak daging dengan cara dipresto atau dengan pressure cooking adalah memasak dengan panci bertekanan uap tinggi. Teknik memasak ini dapat melembutkan daging dalam waktu cepat dan memasak dengan cara ini menyebabkan lebih sedikit oksidasi kolesterol sehingga lebih aman bagi kesehatan sehingga olahan daging menjadi lebih sehat.
Masing-masing teknik memasak memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Anda dapat menyesuaikan cara memasak dengan jenis daging yang akan Anda konsumsi. Namun memasak dengan slow cooking dan pressure cooking cenderung direkomendasikan untuk menjaga kualitas dan nutrisi daging bagi tubuh.
Writer: Ratih
Edited by: dr. Nadya Hambali
Last updated: 20-Juli-2021